Tuesday, November 28, 2006

Cangkir dan Kopi-nya

Sekelompok alumni sebuah universitas mengadakan reuni di rumah salah seorang profesor favorit mereka yang dianggap paling bijak dan layak didengarkan. Satu jam pertama, seperti umumnya diskusi di acara reuni, diisi dengan menceritakan (baca: membanggakan) prestasi di tempat kerja masing-masing. Adu prestasi, adu posisi dan adu gengsi, tentunya pada akhirnya bermuara pada berapa $ yang mereka punya dan kelola, mewarnai acara kangen-kangenan ini.
Jam kedua mulai muncul guratan dahi yang menampilkan keadaan sebenarnya. Hampir semua yang hadir sedang stres karena sebenarnya pekerjaan, prestasi, kondisi ekonomi, keluarga dan situasi hati mereka tak secerah apa yang mereka miliki dan duduki. Bahwa dolar mengalir deras, adalah sebuah fakta yang terlihat dengan jelas dari mobil yang mereka kendarai serta merek baju dan jam tangan yg mereka pakai. Namun di lain pihak, mereka sebenarnya sedang dirundung masalah berat, yakni kehilangan makna hidup. Di satu sisi mereka sukses meraih kekayaan, di sisi lain mereka miskin dalam menikmati hidup dan kehidupan itu sendiri. They have money but not life.
Sang profesor mendengarkan celotehan mereka sambil menyiapkan seteko kopi hangat dan seperangkat cangkir. Ada yang terbuat dari kristal yang mahal, ada yang dari keramik asli Cina oleh-oleh salah seorang dari mereka, dan ada pula gelas dari plastik murahan untuk perlengkapan perkemahan sederhana. "Serve yourself," kata profesor, memecah kegerahan suasana. Semua mengambil cangkir dan kopi tanpa menyadari bahwa sang profesor sedang melakukan kajian akademik pengamatan perilaku, seperti layaknya seorang profesor yang senantiasa memiliki arti dan makna dalam setiap tindakannya."Jika engkau perhatikan, kalian semua mengambil cangkir yang paling mahal dan indah. Yang tertinggal hanya yang tampaknya kurang bagus dan murahan. Mengambil yang terbaik dan menyisakan yang kurang baik adalah sangat normal dan wajar. Namun, tahukah kalian bahwa inilah yang menyebabkan kalian stres dan tidak dapat menikmati hidup?" sang profesor memulai wejangannya. "Now consider this: life is the coffee, and the jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and do not change the quality of life. Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee provided," kali ini kalimatnya mulai menekan hati. "So, don't let the cups drive you, enjoy the coffee instead," demikian ia berkata sambil mempersilakan mereka menikmati kopi bersama

Sibuk dan Aa Gym

Hai Hai, g masih di kantor nie, udah 2 hari ini pulang kantor diatas jam 8 malam hehehe
Btw, g sibuk banget soalnya LEO bakal ikutan acara tanggal 9 - 31 Desember di PIM, acara spongebob holiday wish. Lumayan sibuk juga kalo ngatur2 sendiri hehehe. Tapi tetap harus diambil sisi positive nya.
Btw, tadi pagi Aa Gym ngasih ceramah di Garudafood, isinya lumayan menarik lho, intinya sih kita musti ikhlas kalo pengen hidup bahagia, dan ikhlas biar ga stress dalam hidup ini, karena hidup ini cuman sementara, tapi bukan karena hidup ini sementara kita jadi males2an malahan sebaliknya
Setiap g denger Aa Gym bilang 3m (mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil dan mulai dari sekarang) g selalu inget si Herry, btw si herry masih mendalami agama Islam ga ya? hehehe. (becanda her, tong marah hehehe)
Pengen liburan panjang banget nie di Bandung, tapi jangan kaya Lebaran kemaren, ujan melulu, jadi males kemana-mana.

Sunday, November 26, 2006

Apa Kabar Semuanya?

hai whats up.....nulis lagi...LXM malam ini baru aja pergi ke Shanghai, pulangnya tanggal 4 des nanti.
Kalo soal kerjaan, LEO baru aja nyelesein buat iklan baru lagi, tapi perkiraan tayangnya bulan Januari tahun depan.
Kalo teman2 g di Bandung, lagi pada sibuk, si Hendra sibuk ngedeketin cewe hehehe, Herry dan Martinus lagi sibuk ama skripsinya.
Kalo g sendiri masih belum berhasil masuk majalah hahahaha, malahan boss g yang udah masuk yang buat tambah parah lagi kayanya anak-anak di divisi g pada kabur ke perusahaan laen, salah siapa? ya salah perusahaan g lah, wong ngasih salary cuman cukup buat bayar fiskal ke luar negeri, tapi ga cukup buat beli tiketnya hahahahaha.
Tapi tettttttteeeeep, di GF tempat yang baik buat belajar, biar nantinya biar jadi bibit unggul as marketer...semoga hehehe
Karena divisi g yang lagi kosong, g nawarin ke teman gua yang namanya Inez, awalnya kayanya dia mau, tapi karena mungkin lagi sibuk akhirnya dia mengundurkan diri, pengen stay di Bandung dulu katanya.
Buat yang baca-baca blog ini, doaian ya biar g sukses, i pray for all of you too. Love you all