iPad - Steve Jobs did it again

iPad, Must have it !! hehehe, the affordable price.  Strategy Apple dari dulu selalu unik, untuk sebuah produk elektronik, mereka ga menggunakan skimming price atau harga awal yang mahal untuk para early adopter, kemudian pelan-pelan di turunkan. Seperti kita ketahui semua, bahwa untuk segi kualitas, Apple selalu memberikan yang terbaik. Product quality is a must. 

New York, I Love You (2009)

Directors: Yvan Attal, Allen Hughes, Shunji Iwai, Wen Jiang, Scarlett Johansson, Joshua Marston, Natalie Portman, Brett Ratner, Andrei Zvyagintsev, Fatih Akin, Shekhar Kapur, Mira Nair, Randall Balsmeyer (director of the transitions)
Cast: Natalie Portman, Orlando Bloom, Christina Ricci, Shia LaBeouf, Julie Christie, John Hurt, Hayden Christensen, Rachel Bilson, Chris Cooper, Drea de Matteo, Ethan Hawke, Kevin Bacon, Olivia Thirlby
Distributor: Vivendi/Palm Pictures/Walt Disney Pictures

Release Date: February 13, 2009

Melanjutkan kesuksesan Paris, Je T'aime pada tahun 2006 yang lalu, kini 12 sutradara siap untuk mengarahkan sebuah film pendek, masing-masing berdurasi 5 menit, yang masing-masing film menceritakan tema yang sama, mengenai arti cinta secara universal. Nantinya film-film pendek tersebut akan disatukan menjadi sebuah film berjudul New York, I Love You. Sesuai judulnya, masing-masing film pendek akan bersetting di kota New York. Selain berisi film-film pendek karya sutradara profesional seperti Mira Nair, Brett Rattner, Sekhar Kapur dan Yvan Attal, New York, I Love You juga akan diisi dua film pendek karya aktris Scarlett Johansson dan Natalie Portman. Seperti halnya Paris, Je T'aime, film ini juga akan bertabur nama-nama besar. Mulai dari aktor/aktris muda seperti Shia LaBeouf, Orlando Bloom, Blake Lively dan Rachel Bilson, hingga aktor/aktris senior seperti Julie Christie, John Hurt dan Chris Cooper.New York, I Love You akan premiere pada 2008 Toronto International Film Festival sebagai bagian penghormatan untuk kota New York. Sementara untuk rilis secara wide direncanakan pada 13 Februari 2009.

Garuda Di Dadaku

10 tempat paling romantis di Indonesia

1. Pulau Bintan, Riau
Pulau Bintan teletak di Provinsi Kepulauan Riau, suasana di pulau ini sungguh memikat, keindahan alam salah satunya. Kemilau pasir putih, birunya air laut, dan rimbunnya pepohonaan merupakan perpaduan yang membuat pulau ini begitu cantik. Di pulau ini terdapat banyak tersedia resor yang bisa disewa untuk bulan madu, private beach, wisata selam, serta wisata kuliner yang bisa jadi alternatif saat berbulan madu.


2. Kaliurang, Yogyakarta
Kaliurang berjarak 28 kilometer arah utara dari pusat kota Yogyakarta, tepatnya di dusun kaliurang , Hargobinangun, Pakem, Sleman. Kaliurang kini menjadi sebuah kawasan wisata alam dan budaya yang memikat. Kaliurang memang cocok sebagai tempat berbulan madu. hawanya yang sejuk dan berlatar alam pegunungan disertai gemericik sungai sungguh menjadikan bulan madu menjadi begitu romantis. 

3. Pantai Senggigi, Lombok
Pantai ini terletak di sebelah barat pesisir Lombok, suasana asrinya dan pemandangan bawah laut nan mempesona. Ombak yang tidak terlalu besar danm tenang tentu saja akan menambah keromantisan bulan madu. 

4. Pulau Moyo, Nusa Tenggara Barat
Jika ingin benar-benar merasakan dunia milik berdua, tak ada salahnya memilih Pulau Moyo di Nusa Tenggara Barat, sebagai tempat bulan madu. Daerahnya masih sepi dan asli, tapi jangan takut tak ada fasilitas. Di sana ada cottage-cottage yang menyediakan aneka fasilitas. Selain hamparan pasir putih, ada juga terumbu karang lengkap dengan ikan laut warna-warni. Tak ketinggalan air terjun serta kolam-kolam alami.


5. Desa Ubud, Bali
Desa ini terkenal dengan budaya dan keindahan alamnya. Disini, Anda dan pasangan akan merasakan ketenangan jiwa raga dengan melihat pemandangan pegunungan yang hijau dan indahnya sawah bertingkat. Desa ini juga diyakini bisa memberikan sejuta inspirasi.

6. Bunaken, Manado, Sulawesi Utara
Pulau ini terdapat Taman Laut Bunaken yang eksotis. Taman laut ini merupakan salah satu laut yang memiliki biodiversitas kelautan tertinggi di dunia. Lokasi resor sangat strategis dengan pemandangan alam Bunaken yang indah. Tak ada salahnya kan , setelah beromantis-romantisan dengan pasangan, kemudian mengeklsporasi keindahan bawah laut Bunaken dengan melakukan snorkling? 

7. Kampung Sampireun, Garut, Jawa Barat
Kampung Sampireun terletak di Ciparay, desa Sukakarya, Garut, Jawa Barat. Kampung Sampireun ini menawarkan semua kesederhanaan sekaligus kenyamanan fasilitas yang Anda butuhkan untuk bulan madu Anda.Jika Anda ingin merasakan suasana pedesaan khas Sunda, lengkap dengan bale-bale, masakan Sunda, musik Sunda, maka Kampung Sampireun bisa menjadi pilihan tempat bulan madu. Pemandangan yang indah dan lingkungan yang tenang, udara bersih dan segar itu menjadikan resor ini tempat yang tepat untuk pasangan yang berbulan madu.

8. Pulau Belitung
Pulau Belitung didominasi pantai dengan panorama indah, air yang jernih, dan hamparan pasir putih di sepanjang pesisir pantai. Banyaknya teluk-teluk dengan perairan tenang menjadikan tempat ini cocok bagi pasangan bulan madu yang gemar olahraga air. Pemandangan alam menakjubkan di Pulau Belitung, barangkali tidak dapat dijumpai di pulau-pulau lain, inilah keistimewaan pulau ini, manarik dijadikan tempat untuk bulan madu nan romantis.

9. Tanjung Lesung, Banten
Tanjung Lesung terletak di kawasan pantai barat Selat Sunda, tepatnya di Desa Tanjung Jaya, Pandeglang, Banten. Resor ini dapat dijadikan alternatif tujuan bulan madu Anda dengan pasangan tercinta, ditempuh selama 3,5 jam dari ibu kota Jakarta lewat Pandeglang. Suasana disini begitu memikat dengan pesona keindahan biru lautnya dan pasir putih yang terhampar luas. Menikmati keindahan laut yang begitu cantik serta air laut yang amat jernih sehingga bisa terlihat ikan-ikan yang berenang melewati terumbu-terumbu karang. Beragam aktivitas olahraga air terdapat di sini, seperti; Banana Boat, Jet Ski, hingga berpetualang menelusuri Gunung Krakatau.


10. Pulau Umang, Banten
Pulau Umang terletak di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten. Tempat ini cocok untuk lari dari kebisingan kota sekaligus menikmati indahnya momen bulan madu. Di pulau ini, terdapat resor yang ditata dengan sentuhan artistik alami, Keindahan laut yang dikelilingi pegunungan makin menambah suasana romantis saat berbulan madu.

Kota terbaik di Jawa untuk ditinggali

10. Garut
Kota yang dikelilingi gunung ini terletak di jawa barat.
Jalanan kecil nan tenang membuat kota ini terasa sangat nyaman. Terdapat tempat wisata Cipanas yang terkenal. Sejuknya kota ini menjadi daya tarik tersendiri. Sulitnya kota ini dicapai menjadi nilai minus.

9. Surabaya
Kota terbesar kedua di Indonesia. Merupakan pusat bisnis yang berkembang pesat. Salah satu kota terbaik untuk ditempati, namun polusi udara yang meningkat membuat skor Surabaya menurun.

8. Jakarta
Ibukota Indonesia, kota terbesar di Indonesia. Merupakan pusat bisbis yang menjanjikan. Buruknya tata kota, kebersihan dan masalah lain menjadikan Jakarta berada di peringkat bawah.

7. Bogor
Kota kecil yang terletak di selatan Jakarta terlihat asri dengan Kebun Raya-nya yang terletak di tengah kota. Jalanannya yang terlihat semrawut dengan angkot mengurangi kenyamanan kota ini.

6. Malang
Kota yang terletak di dataran tinggi. Terkenal dengan tempat wisatanya, Batu dan apel-nya.

5. Wonosobo
Mengejutkan memang Kota kecil di tengah Jawa ini menjadi salah satu kota ternyaman. Namun pada kenyataannya kota ini sangat nyaman untuk ditinggali. Sejuk karena berada di dataran tinggi. Disampingnya berdiri gunung Sindoro-Sumbing.

4. Magelang
Magelang terkenal akan Borobudurnya. Namun kota ini adalah kota yang tersusun rapi. Mungkin satu-satunya kota yang memiliki paru-paru kota di pusat yang berupa bukit hijau yang disengaja untuk tetap asri.

3. Yogyakarta
Kota pendidikan di Indonesia. Menjanjikan hiburan murah khas mahasiswa. Kota ini rawan gempa namun terkenal sebagai tujuan wisata kedua setelah Bali.

2. Bandung
Kota yang terletak di ketinggian ini adalah kota yang klasik. Masih banyak terdapat bangunan tua yang eksotis. Dtambah, Bandung sebagai kota Mode indonesia.

1. Purwokerto
Kota kripik ini terletak di kaki gunung Slamet. Kota bisnis yang sedang berkembang ini memiliki hawa sejuk. Disinilah selera musik membentuk dunianya sendiri, tidak terpengaruh dunia luar. Terbukti band-band indie berbagai aliran tumbuh subur disini

The Micromanager

Do you feel like you have to have a hand in everything your team members do? If so, you may be sending the signal that you think the people you manage can't be trusted to do a good job on their own.

f you manage a team of smart, energetic people who know their jobs and have proven track records, but you insist on telling them what to do anyway, then…

…you might be a micromanager.

If you can’t stand for anyone on your team to attend a meeting without you or have any meaningful interactions with other employees without having you butt in, then…

…you might be a micromanager.

If your team suffers from low morale and high turnover because no one wants to work with you, even though you repeatedly showcase your expertise by second-guessing everyone on your team, then…

…you might be a micromanager.

It’s no joke! A micromanager is one of the most frustrating and demoralizing forces in the workplace. He has to make all the decisions, set all the priorities, and do all the talking. He has to sign off on every document and communication emanating from his team and has to attend every meeting that anyone on his team attends. He makes sure the spotlight is always on him and is quick to accept credit for team accomplishments. He is just as quick to assign blame to some individual on his team when something doesn’t go exactly right. He wastes valuable time on activities that others can handle without him, while many of his real responsibilities get shortchanged.

One of the micromanager’s main concerns is self-promotion. Somewhere in his past, he was woefully misinformed that a management role was an opportunity to gain personal recognition for work done by others. To justify this recognition, he supervises work needlessly or invades meetings where he isn’t needed, all to put his thumbprint somewhere on the project.

If this sounds like you, consider this: Coaches of champion sports teams don’t score points. They teach, facilitate, plan, lead, and fill other management roles that are critical to the team’s success. Your team needs the same contribution from you. Even though many technical managers keep their hands in the work to some degree (if you work for a smaller company you probably have to do a lot of the work yourself), you aren’t expected to personally accomplish much of your team’s mission. So it doesn’t make sense to put your energy into trying to make it look like you do.

Micromanagers insult the intelligence of the people they manage. It might be appropriate to closely supervise a crew of 15-year-olds around a deep fryer if they’re working for the first time in their lives. But mature, competent, trustworthy employees perform at their best when they have a great deal of trust and freedom extended to them.

Technical professionals, in particular, tend to have a high degree of pride in their skills, and most of them welcome the accountability that comes with self-direction. The micromanager sends the signal that the people he manages can’t be trusted to do a good job on their own. Because he is always making decisions that could and should be made by others, he creates the perception that he’s the only one on the team capable of any competent thought or contribution. That message is disheartening to team members and misrepresents their capabilities to the rest of the company.

If you suspect your management style might fall into this category, do yourself a favor and make some changes. Save yourself some valuable time by getting out of the business of supervising the day-to-day activities of people who will do a fine job without your interference.

Save more time by letting them attend meetings without you and letting them make decisions that they’re perfectly qualified to make. Spend that time learning to become a better manager and leader. Recruit a mentor, read some books, attend training sessions—there are plenty of ways for you to begin learning what managing people is really all about.

Then, if one or more of the people you manage proves to be incapable of doing acceptable work without your constant supervision, do something about it. Get them additional training, assign them a mentor, redeploy them into a role they can perform, or let them go. But, if they can do the work without you, let them! They’ll be happier and more productive, and you’ll be more successful as a result of their success.

i wanna be mom

Seasons Of LOVE

From : Axioo

LOVE never fails

Copied from : Axioo +Lotus

I DO NOT CHOOSE TO BE A COMMON MAN

I DO NOT CHOOSE TO BE A COMMON MAN. 
IT IS MY RIGHT TO BE UNCOMMON. 
I SEEK OPPORTUNITY, NOT SECURITY. 
I DO NOT WISH TO BE A KEPT CITIZEN, 
HUMBLE AND DELUDED BY HAVING THE STATE TO LOOK AFTER ME. 
O WANT TO TAKE CALCULATED RISK, 
TO DREAM AND TO BUILD, 
TO FAIL AND TO SUCCESS 

I REFUSE TO BARTER INCENTIVE FOR A DOLE. 
I PREFER THE CHALLENGES OF LIFE TO DOLE. 
I PREFER THE CHALLENGES OF LIFE TO THE GUARANTEED EXISTENCE. 
THE THRILL OF FULFILLMENT INSTEAD OF A STALE UTOPIA. 
I WILL NOT TRADE MY FREEDOM FOR BENEFICENCE NOR MY DIGNITY FOR A HANDOUT 

I WILL NEVER COWER BEFORE ANY MASTER 
NOR BEND TO ANY THREAT. 
IT IS MY HERITAGE TO STAND ERECT,PROUD AND UN AFFRAID, TO THINK AND ACT FOR MY SELF, TO ENJOY THE BENEFITS OF MY CREATION, AND TO FACE THE WORLD BOLDLY, AND TO SAY,"THIS I HAVE DONE!" 
ALL THIS IS WHAT IT MEANS TO BE A MAN 

DEAN ALFANGE 
------------------------------------------------------------- 

AKU TIDAK MEMILIH MENJADI INSAN BIASA 

Aku tidak memilih menjadi insan biasa 
Memang hak-ku menjadi luar biasa 
Aku mencari kesempatan bukan perlindungan. 
Aku tidak ingin menjadi warga yang terkungkung, rendah diri dan terpedaya karena dilindungi oleh pihak berkuasa. 
Aku siap menghadapi resiko terencana, 
berangan-angan dan membina 
untuk gagal dan sukses 

Aku menolak menukar incentif dengan derma. 
Aku memilih tantangan hidup daripada derma. 
Aku memilih tantangan hidup daripada kehidupan yang terjamin, kenikmatan mencapai sesuatu, bukan utopia yang basi Aku tidak akan menjual kebebasanku, tidak juga kemuliaanku untuk mendapatkan derma 

Aku tidak akan merendahkan diri 
pada sembarang atasan dan ancaman 
Sudah menjadi warisanku untuk berdiri tegak, megah dan berani, dan untuk menghadapi dunia dengan berani dan berkata, "Ini telah kulakukan!" 
Segalanya ini memberikan makna seorang insan. 

DEAN ALFANGE 

Januari 2010

What a month, bulan januari 2010 ini, jadwal meeting nya padat. Mulai dari kerjaan biasa ampe acara rakorda dengan pihak distribusi dan rakorda dengan pihak pabrik. Dan tentunya siap-siap untuk pindahan ke tempat baru hehehe.

Tanggal 9 Januari , pergi pagi ke Bengkulu lalu malamnya udah balik lagi ke Jakarta

Tanggal  18-19 Januari, pergi ke Lampung (TBC)

Tanggal 22-23 Januari, pergi ke Magelang (Meeting dengan Pabrik)

Hmmm, hampir pada hilang weekend nya di bulan Januari ini hehehe

Happinness

For many years, I believed what other people told me about happiness.

When I was 14 years old, I was studying for my O-level examinations in a high school in London. My parents and teachers advised me to stop playing soccer in the evenings and weekends, but instead to stay at home giving the time to my homework. They explained how important the O-level exams were and that if I did well, then I'd be happy.

So I followed their advice and did very well. But it didn't make me that happy because my success meant that now I must study even harder, for another two years, for the A-level exams. My parents and teachers advised me to stop going out in the evenings and weekends, chasing girls now rather than chasing a football, but instead to stay at home and study. They told me how important the A-level exams were and that if I did well, then I'd be happy.

So I followed their advice and, once again, did very well. But once again, it didn't make me that happy, because now I had to study hardest of all, for three more long years, at a University for a degree. My parent (my father was now dead) and teachers advised me to steer clear of the bars and parties, but instead to work hard. They told me how essential a University degree is for success in life, and that if I did well, then I'd be happy.

At this point, I started to become suspicious.

I saw some of my older friends who had done well, got their degrees and were working jolly hard. They told me that they were working so hard to save up money to buy something important.

When they had enough to buy themselves a car, or a small apartment, then they'd be happy.When they had bought their small car, they still weren't too happy.

They were struggling in the turmoil of romance, looking for their partner in life. When they were married, they said to me, then they'd be happy.

Once married they would have to work so hard to buy a bigger apartment, or even a dream house. "When we have saved up enough to put down a deposit, then we'll be happy", they explained.

Then they would have children to wake them up at night, soak up all their spare money and generate a quantum leap in worry. Happiness would once again be put off. As so many told me, "Once the kids are grown up, left home and settled, then we can do what we want". Then they'd be happy.

By the time the kids had left home, the parents were staring at retirement. They continued to work hard, investing and saving for their old age. "When I retire", they said, "Then I'll be happy".

Even before they retired, and certainly after, my elderly relatives and friends were all going to church. Have you ever noticed how many old people like going to temples and churches? That is because they all think, "When I die, then I'll be happy"!

That was the sort of happiness they wanted me to believe in: "When you get this or get that, then you'll be happy".

Happiness was always a dream in the future, like a rainbow one or two steps ahead, but forever just out of reach.

Something was wrong.

No one was really happy now.

That is what happens when we simply believe others, rather than seeing the truth for ourselves.

If you live your life pursuing possessions, accumulating attachments, even hurrying after heaven - you will discover that you are not living meaningfully

New Year , New Hope

Happy New Year All,

Sudah lewat 3 hari di tahun yang baru ini, liburan kali ini dari tanggal 29 Dec - 2 Jan pergi ke Singkawang, 2-3 Jan di Jakarta, 3-4 Jan Di Bandung.

Tahun baru ini kayanya tahun yang cocok untuk ganti perusahaan hehehe, tapi tetap di kerjaan yang sama, semoga semuanya lancar.

Teman-Teman bilang, kesempatan yang baek tidak datang lagi, tapi mungkin tepatnya kesempatan ga datang dua kali, tapi kesempatan yang laen akan terus datang.

Jadi Harapan di Tahun 2010 ini adalah menjadi lebih baik daripada tahun 2010 (dalam semua hal tentu nya)

cheers